Dua hari sebelum berulang tahun yang ke-37, saya bersama kawan-kawan dari Gresik Sumpek mengadakan Kopi Darat di Kafe Damar, Gresik. Bahasannya simpel saja. Saling kenal, nambah kawan dan saya, mendongeng tentang Australia 🙂

Saya orang Gresik asli. Mau berpindah tempat di berbagai penjuru dunia pun, ya tetap hati saya di Gresik. Meskipun kota kelahiran saya itu, sumpek sekali (baca: Gresik Memang Sumpek).

Tulisan ini juga untuk menepati janji saya pada kawan-kawan yang berhalangan hadir saat Kopdar tanggal 20 Maret 2017 itu.

Foto-foto yang saya tampilkan di sini adalah slide presentasi saya saat acara kopdar tersebut.


 

Slide2

Slide pertama, ya bercerita tentang saya 🙂

Kalau ingin tahu lebih jauh, ya bisa buka-buka akun Facebook saya di Nila Nurul Hidayati Rogers. Atau baca kisah nyata saya di berbagai tulisan di blog ini (di tulisnya saat sudah bermukim di Australia).


 

Slide3

Slide Kedua, mengenai pemahaman Bahasa Asing.

Bukan sekali dua kali saya ditanya, “gimana sih caranya biar lancar ngomong Inggris?”.

Saya sebenarnya bingung mau jawab apa. Karena itu pertanyaan retoris. Yang tanya sudah tahu jawabannya!

Saya belajar bahasa Inggris dari mulai kelas 4 SD. Di paksa ibu saya! Saya kursus di Delka, BP Wetan. Karena masih kecil, fokus saya malah mainan cicak daripada mendengarkan si guru yang menurut Nila kecil, membosankan sekali.

Kenapa ibu saya memaksa saya sinau bahasa Inggris? Karena saat itu saya sudah aktif menyanyi di sana sini, ikut tetangga yang piawai bermain keyboard. Tujuan ibu saya, biar cara pelafalan Inggrisnya saat saya sedang menyanyi itu nggenah 🙂

Pengen tahu lagu yang paling sering saya nyanyikan waktu SD dulu? Klik ini Love Will Lead You Back, lagunya Taylor Dayne 🙂

Kembali ke slide!

Cara paling ampuh untuk belajar bahasa asing, apapun itu bahasanya, ya kamu harus BERANI. Ngomong saja. Jangan takut salah. Namanya belajar itu ya pasti salah! hehehe Manusia paling jenius pun masih melalui proses belajar. Maju saja, salah benar, urusan belakangan.

Saat SMA dulu, lembaga kursus paling keren yang pernah saya ikuti ya ILP (International Language Program) di Jalan Jawa, Surabaya. Tapi tidak lama, karena kendala biaya.Dan sejak ILP, saya tidak pernah kursus Inggris lagi. Bahasa Inggris saya kemudian ya otodidak.

Saat kerja, saya belajar langsung dari bos Jepang dan Bos Perancis 🙂

Wah sudah keren dong Inggris saya? Ngaco! Sik gak karuan iki!

Makanya saat pertama kali saya datang ke Australia, saya kursus Inggris lagi di TAFE Busselton. Dan sejak setahunan yang lalu, saya kuliah lagi, ambil jurusan penulisan demi mengasah kemampuan Bahasa Inggris saya.

Di setiap mata kuliah, saya pasti ada tugas esai. Dan tidak sekali dua kali saya di tegur dosen: “Kowe iki ngomong opo tho? Inggrismu sama sekali tidak bisa dipahami!”

Nah!

Proses belajar itu, kalau buat saya, tidak ada titik hentinya. Terus saja belajar. Langit tidak ada batasannya.

Di slide itu, saya tulis bahwa Bahasa Asing juga bisa di dapat dari Buku, Lagu, Musik, Film dan sebagainya.

Apalagi di jaman internet seperti sekarang ini. Belajar apapun jadi lebih mudah. Jaman saya dulu, belajar Bahasa Inggris ya dari buku, musik dan film saja. Itupun saya masih banyak tidak pahamnya.

Kamus? Halah, yang ini dibuka saat benar-benar mentok tidak pahamnya. Saya jarang buka kamus. Di baca saja. Bersuara saat membacanya, jangan dalam hati. Karena otak akan merekam yang keluar dari mulut kamu itu. Ini cara saya loh ya. Kalau kalian baca dengan suara malah bikin bingung ya pakai ilmu kebatinan saja 🙂

Saya juga menyebutkan Kampung Pare, Kediri. Iya, kampung Inggris. Datang saja kesana. Biar bisa komunikasi secara aktif dan ndak pakai ilmu kebatinan terus! Belajar bahasa asing itu harus digunakan percakapannya. Kalau kalian cuma baca dan hanya diam saja, ya itu tadi, jadi bahasa kebatinan!

Waktu kuliah, saya aktif ikut acara ini itu yang banyak bulenya. Tujuan utama tentu saja bukan mau cari pacar, lah wong mantan saya waktu kuliah dulu lumayan Ganteng! Saya pernah ikut jadi sukarelawan Festival Gamelan Internasional di Jogja. Lewat tes loh ini! Saat di terima, saya ditugasi jadi Liaison Officer alias pendamping seorang seniman dari Canada yang sampai sekarang jadi kawan baik saya.

Saat masih kerja di Gresik dulu, saya suka mendatangi CCCL (Culturel et Cooperation Linguistique) alias tempat kursus Bahasa Perancis, di jalan Darmokali. CCCL salah satu tempat favorit tongkrongan saya setelah pulang kerja, karena acara seninya bagus-bagus, yang datang keren-keren dan banyak bulenya 🙂

Sendirian? Siapa takut! Bukan sekali dua kali saya ke sana sendirian. Pulangnya malah dapat kenalan banyak kawan 🙂

Info juga, CCCL sudah berganti jadi IFI (Institut Francis Indonesia) sejak Januari 2012.

Jadi, kalau memang niat ingin menguasai bahasa Asing dengan cepat, ya harus BERANI dan AKTIF.


 

Slide4

Slide selanjutnya, mengenai Australia, di mana saat ini saya bermukim dari mulai 2012 hingga sekarang.

Saya berada di Australia Barat atau Western Australia disingkat WA. Lebih tepatnya, di kota Busselton. Kota mungil yang jadi tujuan wisata utama bagi banyak orang “kota” terutama yang dari Perth.

Sekelumit tulisan saya tentang Busselton sudah pernah di muat di Jawa Pos tanggal 15 April 2017. Bisa di lihat di sini.

Hijau Birunya Busso copy
Tampilan artikelnya seperti ini. Tapi untuk jelasnya ada di : http://digital.jawapos.com/shared.php?type=imap&date=20170415&name=H20-A215527

Australia itu benua yang multi budaya, multi kultur. Lah wong mayoritas orang Australia sendiri kan bukan asli Australia. Yang asli Australia ya orang Aborigin. Sisanya pendatang!

Jadi jangan heran, kalau Australia sampai punya yang namanya Harmony Day yang diperingati setiap tanggal 21 Maret, untuk merayakan keragaman Australia. Di acara ini, segala bentuk seni budaya di tampilkan. Indah dan damai sekali melihatnya.

Poin selanjutnya masalah kerja.

Dulu saya sering di hujani pertanyaan masalah kerjaan di Australia. Haduh Mas, Mbak, masuk Australia jadi turis saja loh susah, apalagi mau cari kerja?

Tapi bukan berarti tidak mungkin loh ya. Tapi sebelumnya, saya kasih berita tidak enak dulu.

Begini, Australia ini sebenarnya lagi resesi ekonomi. Pengangguran meningkat pesat gara-gara banyaknya tambang yang ditutup. Terutama di area Australia Barat. Banyak orang Perth yang migrasi ke Busselton, karena sudah tidak sanggup lagi dengan biaya hidup yang tinggi di Perth.

Nah, sejak ekonomi Australia mulai “goyang”, Pemerintah pusat pun melakukan berbagai upaya demi menyelamatkan para pekerja lokal yang banyak kehilangan pekerjaannya itu. Salah satunya, dengan MENGHAPUS Visa 457 (visa pekerja asing) dan digantikan dengan Visa TSS (Temporary Skill Shortage). Untuk jelasnya silahkan klik di link imigrasi Australia di sini.

Intinya, pekerja dari luar Australia, akan diperketat ijin kerjanya. Dan lowongan kerja yang ada, yang akan di utamakan ya orang Australia dulu. Nanti setelah orang Australia tidak bisa mencapai kuota yang di inginkan, baru pekerja asing di masukkan.

Tapi yang masih muda, 18 tahun sampai sebelum 31 tahun, bisa datang dan bekerja sambil liburan di Australia. Pakai Working Holiday Visa (Subclass 417). Yang ini butuh uang pastinya dan kalian diwajibkan punya tabungan dengan jumlah yang lumayan banyak untuk bisa mendapatkan visa tersebut. Kalau ingin tanya-tanya masalah visa kerja dan liburan di Australia, bisa gabung ke komunitas WHV Indonesia di Facebook.

Poin selanjutnya di slide ‘Australia’ ini, saya menggaris bawahi tentang “kerja keras selamanya”.

Kalau tidak siap hidup susah dan mandiri, jangan ke Australia. Nanti stres kayak saya hehehe

Susahnya hidup di Australia bisa di baca di tulisan saya “Jangan Manja” dan “Do It Yourself“.

Poin selanjutnya mengenai Perang Es! Ini bukan es adem yaaaa… ini Ice alias methamphetamine atau kristal meth atau sabu-sabu.

Lagi heboh ini di Australia. Pecandunya mulai banyak. Stres karena menganggur eh malah mainan narkoba! Parahnya, banyak sekali yang kecanduan dan sudah menjadi viral seperti virus ganas yang penyebarannya cepat sekali.

Kalau bisa, silahkan mengunduh tayangan dokumenternya di program ini. Program dokumenter dari Televisi ABC Australia yang khusus menyoroti masalah ice alias kristal meth ini.

Poin terakhir masalah Australia, untuk informasi mengenai visa apa saja, bisa di klik di website AVAC. Ada bahasa Indonesianya juga kok. Jadi yang kurang paham Bahasa Inggris, tidak bingung.


 

Slide5

Ini slide presentasi terakhir. Yang juga sering ditanyakan ke saya, yaitu masalah menikahi pria asing.

Saran saya cuma satu: kalau tidak kuat mental, nikahi orang lokal saja.

Menikahi pria asing itu jangan hanya di lihat dari satu sisi saja. Rata-rata orang Indonesia kan begitu, sawang sinawang. Di pikirnya nikah sama bule dan tinggal di luar negeri, enak?

Kalian tahu, saat kalian menikahi orang asing, kalian harus siap SENDIRIAN.

Harus siap berpisah dari segala kenyamanan di negara asal.

Harus siap adaptasi budaya baru yang belum tentu kamu suka.

Harus siap dengan segala hal yang tidak mengenakkan.

Kalau di Indonesia, saat kalian lagi ngambek sama suami, bisa lari ke emak bapak. Nah kalau di luar negeri? Mau lari ke mana dan ke siapa?

Baca kisah kecut saya, biar ndak salah paham. Biar tidak melulu berpikiran menikahi bule itu enak. Baca Beli Kucing Dalam Karung, baca Marmut.

Di pikir dulu baik-baik. Jangan grusa grusu seperti saya. Ini kebetulan saja saya dapat Kurt, si pahlawan tanpa topeng yang di kirim Tuhan. Lah kalau kalian dapat bule yang pecandu ice bagaimana? Dapat bule yang tukang mabuk, bagaimana?

Wah, ndak terasa sudah malam ini …

Semoga ringkasan Kopdar tanggal 20 Maret 2017 lalu ini bisa menjadi manfaat buat kalian semua.

Salam kangen untuk warga Gresik dan kawan-kawan Indonesia semuanya di kawasan bumi bulat 🙂

Busselton 17 Juli 2017 pukul 12:25 dini hari

Slide6

*Semua foto di latar belakang slide adalah hasil jepretan dan Hak Cipta Nila Nurul Hidayati.