Aku jelek, ya?

Aku gemuk ya?

Aku kurang menarik ya?

Itu pertanyaan standar kawan wanita saya, saat pasangannya diketahui selingkuh.

Sadarkah kalian bahwa esensi suatu hubungan itu bukan hanya pada tampilan luar? Lupakah kalian pada kualitas diri kalian? Lupakah kalian bahwa dulu pasanganmu memilihmu karena apa?

Laki-laki itu mahkluk rumit yang maunya ini itu tidak ada ujungnya.

Di rumah ada daging empal, masih cari daging ayam muda.

Di rumah ada ayam muda, minta daging sapi. Tidak ada habisnya!

Kalau kalian menghabiskan waktu menuruti kemauan mereka, bisa GILA kalian nanti!

Biarkan saja!

Ada caranya biar kalian “selamat” dari remuknya batin akibat tingkah laku mereka. Kalian tahu apa itu?

PERCAYA DIRI, nama penyelamatnya.


Saya pernah kehilangan kepercayaan diri parah. Gara-gara depresi. Gara-gara keseringan keguguran hingga hormon saya naik turun tidak karuan. Gara-gara pindah ke Australia dan gara-gara Marmut (baca disini).

“Kenapa kamu ada disini?” tanya Keith, psikolog saya yang gantengnya bikin tubuh saya lunglai.

“Saya lupa Nila itu seperti apa,” kata saya datar.

Iya, saya pernah lupa siapa diri saya. Bukan, bukan amnesia, tapi depresi!

Saya lupa, Nila itu yang bagaimana. Saya lupa, karakter saya itu bagaimana. Saya lupa kapan terakhir kali saya tertawa. Saya tidak ingat apa yang membuat saya bahagia. Saya tidak paham kenapa saya jadi hilang pede separah ini. Saya lupa semuanya.

Tidak hanya Keith, ada tiga psikolog lain yang saya temui. Tapi hasilnya nihil. Saya masih saja depresi.

Membuka dan menceritakan kesedihan saya, ternyata berbanding terbalik dengan kesembuhan jiwa saya. Ternyata saya tidak suka menceritakan kesedihan. Semakin sering bercerita, semakin sedih saya dibuatnya. Rasanya seperti membuka luka, berulang-ulang.

Saya beralih ke terapi lain. Ikut kegiatan sosial dan bertemu dengan banyak orang. Cara yang SALAH!

Jiwa saya masih belum kuat ternyata.

Saya menangis di pertemuan Imigran. Di saat melihat seorang kawan menggendong bayi, yang kemudian mengingatkan saya pada bayi saya yang sudah meninggal.

Saya menangis di pertemuan “Power Parenting” di Busselton. Puluhan ibu-ibu yang tidak saya kenal, sibuk memberi saya pelukan, gara-gara saya yang menangis terisak saat menceritakan suka dukanya jadi ibu baru di Australia.

Saya menangis di pom bensin.

Saya menangis di perempatan lalu lintas.

Saya menangis di supermarket.

Saya menangis dimana saja.


Depresi jugalah yang membuat hubungan saya dan suami saya (sempat) di ambang kehancuran. Suami yang belum pulih dari depresinya akibat kehilangan pekerjaan secara mendadak, saat itu harus ikut terseret pergulatan batin saya yang melemah.

Kami sering bertengkar hebat.

Saya sedih, suami juga sedih. Kami berdua menyedihkan.

Untungnya, Kurt, suami saya, lebih kuat daripada saya.

“Kamu harus selamat!” tekadnya, setelah percobaan bunuh diri saya, gagal.

Saya kemudian diajaknya bersepeda, setiap sore bersama kedua anak saya.

Saya kemudian diajaknya masuk hutan, menikmati bunga liar, hingga saya tersengat belasan lalat (lalat hutan di Australia bisa menyengat loh!).

Saya kemudian dimasakkan berbagai masakan selama seminggu penuh.

Saya kemudian dicurahinya cinta berlebih.


Ingin sembuh, saya kemudian beralih ke terapi hormon yang natural. Saya temui Naturopathy di Yallingup. Darah merah dan putih saya di tes. Kadar vitamin di tubuh saya di tes. Semuanya di cek. Hasilnya memang jelas: hormonal saya bermasalah.

Saya kemudian diterapi dengan zinc, vitamin A, B, C, D, E hingga minyak ikan.

Ajaib, perlahan tapi pasti, kejiwaan saya membaik. Saya kembali tertawa.


Butuh waktu hingga dua tahunan buat saya untuk bisa berada di titik yang sekarang ini.

Dimana saya bisa dengan PD, kuliah lagi.

Dimana saya bisa PD, motret sana sini dengan kamera pinjaman.

Dimana saya, bisa PD membuat blog pribadi dan kembali menulis hingga kirim beberapa artikel ke media cetak (artikel Jumping Monkey di Femina dan Hijau Birunya Busselton di Jawa Pos).

Baru-baru ini, saya ikutan outdoor fitness. Saya olahraga boxing jam 6 pagi. Saya meninju-ninju dinginnya suhu 8 derajat, dua kali seminggu. Sisanya, saya ikut boxing sore. Saya juga ikut Konga (mirip erobik tapi kombinasi boxing juga).

Sekarang, saya LUPA, depresi itu apa.

Sekarang, saya TIDAK INGAT, Nila yang depresi dulu itu sedihnya bagaimana.


Saat kalian disakiti, marahlah. Jangan diam. Karena kalau kalian diam, jiwa kalian yang runtuh.

Saat kalian sedih, menangislah kencang. Biar tegangnya urat sedihmu, melemas.

Setelah itu, ayo segera cari solusi.

Masak iya mau bernasib seperti saya? Menangis disana sini dan hampir gila?

Masak iya mau meniru saya yang butuh tahunan untuk sembuh?

Masa lalu saya yang bodoh jangan ditiru! Apalagi pakai acara pengen mati! Haduh! Jangan ditiru si Nila-Depresi yang bodoh itu! Jangan!


Saat percaya diri kalian menguat, MENEGAKLAH!

Perlihatkan pada siapapun yang pernah menyakiti bahwa kalian tegak dan tegar.

Tersenyumlah pada siapapun yang pernah meremehkan dan menginjakmu, sembari acungkan jari tengahmu!

Tapi memang butuh waktu. Tapi memang butuh dukungan dan support dari kanan kiri. Cari kawan yang baik. Cari teman yang bisa kasih dukungan tapi bukan tukang gosip, jadi rahasiamu, aman. Cari TEMPAT SAMPAH yang baik.

Mau curhat sama saya? Silahkan curhat, saya memang tempat sampah yang tertutup rapat, tapi hati-hati, saya juga kejam loh! Nasihat saya biasanya to-the-point. Yang kagetan, dilarang curhat daripada kejang-kejang hehehe

Satu lagi, tapi PENTING. Jangan curhat di medsos! Alay tau! Kekanakan!

Buat apa sih menggalang massa tak dikenal hanya untuk membully pacar/pasangan/suamimu yang menjengkelkan? Apakah curhatmu itu menyelesaikan masalahmu? Yang ada malah membongkar aib.

Sudahlah, sibukkan diri dengan membangun kualitas diri saja. Sibukkan diri mengatur masa depanmu dan anak-anakmu (kalau ada anak).

Fokuskan diri pada KEBAHAGIAANMU.


Saya kenal kawan pria yang beristrikan wanita cantik tapi dia malah selingkuh dengan yang biasa-biasa saja.

Kenapa? tanya saya.

“Istriku narrow minded banget! Sedangkan pacarku ini pikirannya luas dan bisa diajak diskusi.”

Saya kenal kawan pria yang istrinya super galak. Saya sering menggodanya sebagai ketua ISTI (Ikatan Suami Takut Istri), saking tunduknya dia pada si Nyonya. Tak dinyana, kawan pria saya ini pacarnya ada puluhan!

“Habisnya, saya dikekang terus sih! Ndak bisa napas tahu!”

Saya kenal kawan pria yang istrinya supel, cantik, pintar cari uang dan sangat keibuan. Pokoknya tipe wanita idaman lah! Eh, dia kok tergoda dengan wanita lain yang manja.

Gendeng yo koen?” tanya saya gemas pada kawan pria saya.

“Habisnya yang manja ini bikin geregetan!”

Nah….

Laki-laki, maunya tidak berujung kan?

Kalian mau menyalahkan wanita lain?

Kalian mau merubah fisik dan karakter demi memuaskan pasanganmu? Yakin pasanganmu tidak ingin yang ini itu lagi?

Apakah dengan jungkir balik memuaskan laki-laki, bisa bikin kalian bahagia? Apakah dengan merubah fisik hingga berubah karakter, bikin kaliah bahagia?

Ayo jujur pada diri sendiri.

Saya?

Gak sudi!

Berubah fisik? Boleh! Saya jadi werewolf saja, biar bisa puas mencakar pasangan saya kalau rewel minta fisik saya jadi ini itu.

Berubah karakter? Bisa! Saya bisa merubah diri jadi Nila yang lembut tapi diam-diam mengasah belati. Mau?


Saya paham rasanya sakit hati. Saya paham rasanya dikhianati. Saya pernah di posisi itu. Untungnya, saya ini orangnya KUAT. Kalau hanya masalah diselingkuhi dan ketahuan, ya saya balas selingkuh dong! *jangan ditiru kalau tidak kuat mental.

Tapi, saya rapuh saat saya mengkhianati (mantan) pacar terbaik. Saya depresi dan sedih berat selama LIMA TAHUN.

Saya menghormati komitmen berpasangan. Maka dari itu, saat saya sadar melakukan perselingkuhan, saya gagah berani mengakuinya, meskipun hukumannya telak. Kami tidak jadi menikah. Kami putus dan saya patah hati bertahun-tahun.

Saya tidak suka dan susah berbohong, dan itu juga yang saya minta dari pasangan saya.

Kurt, suka wanita berdada besar. Laki-laki mana sih yang tidak suka? Tapi suami saya marah besar saat saya menggodanya bahwa saya mau operasi payudara.

Suami saya sering melirik wanita yang seksi dan berkaki jenjang. Saya biarkan saja, biar matanya segar.

Suami saya dengan jujur memuji kawan saya yang cantik. Saya mengiyakan, karena kawan saya ini memang cantik.

Suami saya pernah ngelindur berhubungan intim, dan saya biarkan saja. Masak iya orang lagi ngelindur mimpi basah lalu di siram air, biar basah beneran?

“Kayaknya mimpi enak neh semalem? Oh lembut sekaliiiiii, enakkkkk….” goda saya.

“Kok kamu tahu?” katanya malu-malu.

Mimpi, melirik dan mengagumi, adalah hal yang wajar, bagi saya.

Tapi dulu, saya tidak bisa seperti ini loh!

Butuh waktu LIMA TAHUN bagi kami berdua untuk saling memahami dan mengikis cemburu.

Komunikasi kami berdua juga mulai membaik akhir-akhir ini. Kami pasangan yang suka memaksa sebenarnya. Memaksa untuk bicara. Memaksa untuk berkomunikasi satu sama lain. Memaksa untuk terus bersatu.

Suami saya memang menyebalkan, tapi saya tidak akan bisa cari ganti seorang Kurt yang absurd tapi juga jenius dan lembut hati.

Saya manusia yang rumit, tapi suami saya tidak bisa hidup tanpa saya. Meskipun saya tidak suka masak. Meskipun saya suka tantrum kalau mendekati menstruasi.

Kami berdua saling mengagumi satu sama lain. Dan seharusnya kalian juga begitu.


Saat hubungan mulai hambar, harus secepatnya dicarikan solusi.

Titipkan anak, cari hotel, bermesraan disana.

Atau, ajukan cuti, lalu liburan berdua saja dengan suami beberapa hari.

Jangan sampai hubungan hambar itu berkepanjangan, BAHAYA!


Saat pasangan mulai melirik dan terlihat jelas ketertarikannya pada wanita lain, segera rebut perhatiannya!

Caranya, ya itu tadi. Pacaran lagi. Sering liburan berdua lagi. Komunikasi lagi. Bikin dia ingat, apa yang dulu bikin pasanganmu memilih dan menikahimu!

Ada kawan wanita yang suaminya terlihat menjauh. Suaminya enggan dan malas-malasan kalau di ajak bicara. Pokoknya, si suami ini ogah-ogahan kalau diajak sayang-sayangan. Kawan saya mengambil solusi JITU: ikut SENAM SEX!

Hasilnya instan! Suaminya langsung lengket seperti perangko dan pernikahan mereka yang diambang kehancuran pun berangsur membaik dan masih langgeng hingga sekarang.

Wanita, kreatiflah!

Boleh pemalu, jika itu adalah karakter kalian. Tapi jangan malu untuk memperbaiki kualitas diri. Masalah kasur itu juga penting loh! Apalagi laki-laki yang hasrat libidonya melebihi wanita.

Kuasai tekniknya, maka selamanya kalian akan bahagia 🙂

Tak hanya masalah kasur, peningkatan kualitas diri juga wajib di asah. Baca, baca dan baca.

Laki-laki suka dan kagum pada wanita yang wawasannya luas. Yang bisa diajak diskusi. Yang pemikirannya nyambung. Yang pola pikirnya luas.


Tapi, saat semuanya sudah hancur. Setelah kalian terlanjur tersakiti. Tidak ada cara lain selain BANGKIT.

Curahan hati, boleh-boleh saja, tapi jangan terlalu lama.

Tutup lembaran buku masa lalumu. Tatap ke depan, perbanyak kegiatan yang bikin kamu sibuk, kecapaian dan tidur. Hingga tidak ada waktu lagi untuk bersedih.

Ibu saya pernah bilang, “saat kamu sakit, lihat ke bawah. Di bawahmu sana ada banyak yang lebih sakit. Bertahanlah dan tegarlah.”

Wanita itu diciptakan multi fungsi. Kita bisa menahan sakit yang luar biasa, tapi masih kuat membantu orang lain. Di saat kita menangis, kita masih sanggup tertawa demi kebahagiaan orang lain. Wanita itu luar biasa. Banggalah!

Terakhir, sudahi petualangan memoles penampilan luar. Jadi diri kalian apa adanya saja. Perkuat kepercayaan diri kalian dengan aktivitas yang bikin kalian semangat untuk terus berjuang.

Jangan pernah menyerah. Karena wanita itu lebih kuat dari laki-laki.

Busselton, 17 April 2017, pukul 22:05 waktu Perth.

*featured image © 2017 Nila Nurul Hidayati-Rogers