Wajah Sam terlihat sayu. Dibelainya lembut si bella.

Sam                : “kira-kira habis berapa kalau di operasi?”

Dokter hewan : “karena tulangnya benar-benar patah, perkiraan total biaya sekitar $4,000 sampai $5,000 (40-50juta)

Sam                : “wah…. maaf, saya coba cari alternatif lainnya saja..”

Dokter hewan : “Tapi kucingmu ini kesakitan loh! Dia PATAH TULANG. Harus segera di operasi!” (suaranya mulai meninggi)

Sam                : “kawan baik saya juga dokter hewan kok. Saya kira, dia pasti bisa menangani Bella

Dokter hewan : “Siapa kawanmu itu? Dari klinik hewan mana?”

Sam                : “Bukan.. Dia tidak punya klinik. Hanya dokter hewan keliling. Namanya, KURT.

Singkat cerita. Kurt pun merawat Bella.

TANPA OPERASI.

Total biayanya pun murah saja, $500. Dan itupun ditagih hampir setahun kemudian, setelah BELLA benar-benar SEMBUH TOTAL.

Kurt, suami saya, menawarkan cara perekatan kembali tulang yang patah dengan metode yang natural.

Di gips.

Kucing itu di taruh di kandang yang sempit selama satu bulan untuk meminimalkan pergerakan kakinya.

Bella juga dikunjungi sekali seminggu oleh suami saya.

Di beri vitamin dan juga obat penahan nyeri.

Tiga bulan kemudian, saat Bella mulai berangsur sembuh.

Petugas RSPCA : “Kami mendapat laporan bahwa kucing anda mengalami patah tulang tapi anda tidak membawanya ke klinik hewan. Untuk itu, kami berwenang untuk mengambil alih pengawasan kucing anda dan nantinya akan diperiksa oleh dokter hewan spesialis tulang untuk memastikan kondisnya.”

Sam                  : “APAAA??? Ini kucing saya sudah mulai membaik!!! Kucing saya ini dirawat oleh DOKTER HEWAN JUGA!”

Petugas RSPCA : “Kalau anda menolak menyerahkan kucing anda, nanti akan kami laporkan pada kepolisian dengan dakwaan bertindak kejam terhadap hewan!”

Sam menyerah. Sambil menangis, menyerahkan Bella ke tangan petugas RSPCA.

Kurt NAIK PITAM!

Melalui sambungan telepon, RSPCA di Perth di caci maki.

Kurt khawatir mereka akan sengaja membuat tulang Bella patah lagi dan kemudian menyalahkan Kurt karena tidak merujuk Bella ke klinik hewan lainnya untuk di operasi.

Kurt juga khawatir akan kesehatan mental Bella. Karena Bella mudah stres dan tidak bisa jauh dari Sam.

Satu bulan kemudian, Bella dikembalikan pada Sam.

Dokter spesialis tulang itu menyatakan bahwa kaki tulang bella yang awalnya PATAH, ternyata telah menyambung dengan baik.

Tudingan dan protes dari klinik hewan yang telah kehilangan $4,000 dari Sam, yang berkoar-koar bahwa Kurt telah melakukan prosedur yang keliru, terbantahkan sudah.

Drama itu berakhir bahagia.

Meskipun kami, saya dan suami, harus terengah-engah mempertahankan apa yang selama ini kami anggap benar, di depan Vet Board, para penguasa profesi Dokter Hewan, yang ternyata memiliki kekuasaan luar biasa di Australia Barat ini.


Saya   : “Kurt the mobile vet, ada yang bisa saya bantu?”

John   : “Anjing saya sakit. Sudah saya bawa ke klinik hewan di kota ini, tapi tidak sembuh juga, padahal mereka sudah melakukan banyak tes ini dan itu. Saya bahkan sampai menggadaikan rumah kami untuk perawatan mereka.”

Saya   : “Maaf, apa dokter hewan di klinik itu sudah memberikan diagnosanya?”

John   : “Tidak ada diagnosa yang pasti. Mereka TIDAK BERHASIL menemukan penyakitnya. Saya sudah habis-habisan ini. Hampir $10,000 (seratus juta) saya keluarkan untuk mengobati anjing saya ini. Tapi tidak kunjung sembuh juga….” (suaranya mulai parau)

Kurt pun mendatangi si John dan memeriksa si Anjing.

“Anjingmu ada masalah dengan jantungnya,” kata Kurt.

Di berikanlah obat jantung khusus.

Dan, SEMBUH!

Total biaya…. hanya $200.


 

Jan  : “Anjing saya pincang. Kalau jalan, bisa tiba-tiba jatuh sendiri dan terlihat kesakitan sekali. Sudah pernah saya bawa ke klinik hewan di kota, mereka bilang anjing saya perlu suntikan khusus di lututnya dengan biaya hampir dua ribuan dollar.”

Kurt mendatangi Jan, wanita super ramah bermata biru.

Jan   : “Kamu dokter hewan?” (matanya naik turun, memandangi kurt yang datang dengan celana selutut dan lusuh sekali)

Kurt : “hahaha, iya saya dokternya. Tadi kamu berbicara dengan Nila, istri saya. Maaf, saya agak bau. Ini habis pulang dari memancing di laut….”

Anjing Jan diperiksa dan diagnosa mengalami arthritis.

Obat diberikan.

Dan kondisinya pun membaik. Total biaya, tidak sampai $200.

Saat si Anjing akhirnya meninggal karena usia tua, Kurt juga yang menguburkannya di hutan.

Jan kemudian menjadi sahabat baik kami, hingga sekarang.


 

Kurt : “Babe, nanti tolong kunjungi kediaman Tuan Higgs. Aku kemarin menukar biaya perawatan anjingnya dengan kentang dan labu.”

Saya : “I beg your pardon???? Jadi aku kesana tidak mendapatkan uang? Kalau cuma kentang dan labu, beli di supermarket kan bisa?!?!”

Akhirnya saya mendatangi si Higgs.

Wajah saya merah padam.

Dari dalam mobil, saya berusaha menahan tangis.

Saya malu sekali pada diri saya sendiri.

Pantas saja Kurt tidak berniat menerima uang dari mereka…. karena keluarga Higgs ini bukanlah orang yang berpunya.

Tuan dan Nyonya Higgs menyambut saya dengan ramah sekali.

Tuan Higgs tidak bisa berjalan dengan cepat. Terpincang-pincang dan bungkuk.

Keduanya manula.

“Segini cukup tidak?” tanya Nyonya Higgs sambil menunjuk satu karung kentang berukuran besar.

“Waaaahhh… cukup.. cukup sekali itu,” jawab saya cepat.

“Saya tidak enak hati dengan suamimu. Masak biaya perawatan anjing kami ditukar dengan hasil kebun,  makanya, kamu ambil apa saja yang kamu mau yah?” pintanya sambil menunjuk ke arah kebunnya.

“Ah, tidak usah… Sekarung kentang dan labu-labu ini sudah cukup kok buat kami,” tukas saya.

Sebelum pulang, saya mendapat kado pelukan hangat dari Tuan dan Nyonya Higgs.

Mata saya kembali berkaca-kaca saat masuk ke dalam mobil.

Kurt, kamu memang lelaki yang baik.


 

Berita tentang sepak terjang dan cara perawatan hewan yang natural ala suami saya menyebar dengan cepat di Busselton.

Klien kami bertambah banyak.

Dengan adanya dokter hewan keliling, klien mendapatkan keuntungan lebih.

Mereka tidak perlu repot membawa hewan mereka ke klinik, dimana hewan seringkali stres tatkala berkunjung ke klinik.

Si hewan juga senang kalau dikunjungi di rumah karena mereka berada di lingkungan mereka sendiri.

Sayangnya, tidak semua bisa disenangkan.

Banyak juga yang kesal dan sebal dengan suami saya.

Siapa lagi kalau bukan dokter-dokter hewan lainnya.

Jengkel betul mereka pada Kurt.

Untuk diketahui pula, hampir 75% klien kami adalah klien-klien dari klinik-klinik hewan di Busselton dan sekitarnya.

Mereka pindah haluan kepada suami saya karena kecewa dengan mahalnya biaya perawatan hewan di klinik dan juga karena hasil pengobatan mereka yang tidak memuaskan.

25% klien kami yang lainnya adalah klien baru yang mengetahui keberadaan kami melalui iklan baris di koran lokal.

Kejengkelan mereka itu benar-benar dibuat drama loh!

Seperti kasus kucing Bella di atas itu.

Suami saya tidak salah, berusaha merawat si kucing, eh kucingnya malah diambil paksa.

Si pemilik kucing di ancam akan dipidanakan hanya gara-gara kucingnya tidak dioperasi.

Hingga akhirnya, “drama-drama” itu bergulir di pengadilan.

Diawali dari protes para dokter-dokter hewan di beberapa klinik dan kemudian dilanjutkan oleh Vet Board Australia Barat, penguasa dokter-dokter hewan se-Australia Barat, yang menurut saya sangat… keji!


 

Awalnya ada sembilan kasus, yang kesemuanya berasal dari keluhan resmi beberapa klinik hewan di Perth dan Margaret River.

Oleh hakim, delapan kasus digugurkan karena dianggap mengada-ada.

Hanya satu kasus saja yang terus maju ke pengadilan hingga TUJUH TAHUN lamanya.

Masalahnya sepele.

Suami saya melakukan operasi sterilisasi kucing di rumah si pemilik.

Di atas meja, di dekat dapur.

Si kucing, tentu saja tidak apa-apa. Sehat. Hanya saja, tidak bisa hamil lagi.

Si pemilik kucing, juga tidak protes. Dia senang-senang saja kucingnya di operasi di rumahnya dengan biaya yang murah.

Lalu yang protes siapa?

Ya dokter hewan lainnya!

“Kurt telah melakukan pelanggaran dengan melakukan sterilisasi kucing di atas meja dapur!”

“Tidak higienis”.

“”Tidak profesional.”

“…. Seharusnya Kurt merujuk operasi hewan itu pada klinik hewan setempat karena operasi harus membutuhkan perawatan dan penanganan secara khusus. Dan sesuai dengan ketentuan standar operasi bla bla bla…”

Panjang ceritanya.

Singkat cerita, saya pun menemani suami untuk mendengarkan vonis dari perkara sepele itu di pengadilan Tribunal (SAT, State Administration Tribunal) di Perth.

Vonis pertama di tahun 2012, KURT DINYATAKAN TIDAK BERSALAH!

Eh, mereka naik banding.

Sidang lagi dan vonis kedua di tahun 2013:

KURT TIDAK BERSALAH.

Masih tidak terima, Vet Board Australia Barat menggulirkan kasus sepele itu ke Supreme Court.

Kali ini mereka menyewa pengacara paling mahal se-Australia Barat.

Menyewa jasa pakar kehewanan paling yahud se-Australia Barat.

Mereka rela merogoh kocek ratusan ribu dollar (setara dengan milyaran rupiah) hanya untuk menghentikan langkah kecil seorang dokter hewan sederhana macam KURT.

“Ini pertarungan Daud melawan Goliath,” ujar suami saya kelu. Kecapaian dengan urusan persidangan yang tiada akhirnya.

“Ini sih seperti menembak lalat dengan meriam,” tutur saya berusaha bijak.

Beruntung, kami masih berada di posisi yang baik.

Beberapa hari sebelum Natal di tahun 2014, hasil sidang di Supreme Court kembali menyatakan bahwa suami saya TIDAK BERSALAH.

Semoga, kali ini Vet Board berhenti ngeyel!

Kami sudah lelah…….!


 

Di saat kami masih kelelahan meladeni hujatan mereka di persidangan tentang kasus sterilisasi kucing di atas meja itu,  tiba-tiba ada “drama” lagi yang bikin kami ambruk.

Kali ini, drama tentang MARMUT.

Iya, marmut; terwelu; guinea pig.


 

Saat itu, saya tengah mengandung lima bulan, tapi bersedih luar biasa.

Dokter kandungan memberi tahu bahwa bayi kami tidak akan bisa lahir dengan selamat.

Ada kelainan.

Down syndrome, trisomi 13, trisomi ini itu dan lain lain.

Intinya, si bayi nantinya diperkirakan akan meninggal dengan sendirinya.

Saya kelu.

Belum selesai bersedih, tiba-tiba, dua lelaki berbadan besar-besar itu mendatangi rumah kami.

“Kami inspektur dari Vet Board Australia Barat, akan melakukan inspeksi mendadak pada anda!” tegas mereka.

“Kami mendatangi anda karena kami mendengar ada banyak marmut yang mati karena dokter hewan disini,” ujarnya curiga.

Dokumen-dokumen klien kami dibongkar.

Stok obat di periksa.

Saya di cecar ini itu.

Suami saya juga.

Awalnya begini.

Ada satu marmut, Nibbles namanya yang sedang sakit.

Badannya membengkak dan kesakitan.

Sakitnya sudah lama loh, bukan sehari dua hari.

Karena tak kunjung sembuh dan semakin parah, Kurt pun dipanggil.

Oleh suami, Nibbles di beri suntikan untuk mengobati penyakitnya yang didiagnosa sebagai pyometra. Infeksi saluran kandung kemih.

Dan tanpa ada komunikasi lanjutan dari si klien, delapan hari kemudian, Nibbles mati.

Si pemilik meradang dan membawa si marmut ke dokter hewan lainnya.

Oleh si dokter hewan semprul ini, si pemilik diberi informasi bahwa Kurt telah memberi suntikan berbahaya yang membuat marmutnya mati.

LOGIKA yang dinyatakan oleh beberapa klien yang pro-Kurt :

“Kalau memang benar suntikan itu sangat berbahaya, kenapa matinya DELAPAN HARI kemudian? Kenapa tidak keesokan harinya atau beberapa jam setelah di suntik??!”

Lalu, ada lagi dua marmut yang mati.

Mungkin karena usia mereka yang terlalu muda, setelah Kurt melakukan operasi sterilisasi, kedua marmut itu tidak bangun lagi.

TAPI SI PEMILIK TIDAK PROTES.

Saya   : “Kenapa kamu tidak memberitahu kami kalau marmut-marmut itu mati? Kejadian itu kan sudah DUA TAHUN yang lalu?”

Klien  : “Buat apa? Saya pikir, ah, cuman marmut ini. Dan saya punya banyak marmut. Jadi yaa tidak apa-apa lah

Saya   : “Oh, jadi kamu tidak komplain pada Vet Board?”

Klien  : “TIDAK… saya sama sekali tidak komplain. Mereka memang mendatangi rumah saya dan saya ditanya ini itu oleh inspektur dari Vet Board. Mereka sendiri yang memutuskan untuk melayangkan komplain secara resmi. Bukan dari saya loh! Saya sangat menghargai Kurt. Dia dokter hewan favorit kami.

Saya percaya.

Kalau klien kami komplain, pasti sudah dua tahun yang lalu dia marah-marah karena marmutnya mati. Dan ini kejadian DUA TAHUN yang lalu loh! Tapi kasusnya di seret-seret lagi oleh Vet Board ke tahun 2014!

Selanjutnya, kasus kematian marmut-marmut itupun maju ke pengadilan.

Total keseluruhan ada tiga marmut.

Tapi, hanya dari satu klien saja yang komplain, yaitu si pemilik Nibbles dan itupun atas bisikan dari dokter hewan lain yang benci sekali pada Kurt.


 

Manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, hasil akhir ada pada tangan TUHAN.

Kurt kali ini divonis BERSALAH karena telah menghilangkan nyawa TIGA MARMUT.
Dengan demikian, hakim memutuskan untuk MENCABUT IJIN PRAKTEK SAMPAI SELAMANYA (SEUMUR HIDUP) DAN DI DENDA $40,000 (empat ratus juta).
———————————–
Masih belum puas menghajar kami dengan putusan absurd itu, Vet Board kemudian membawa masalah ini ke MEDIA.
Ya, kasus Kurt dikorankan.
Tidak tanggung-tanggung, kali ini West Australia, koran terbesar se-Australia Barat yang menampilkan beritanya.

Suami saya depresi berat.
Sedih  dan malu luar biasa.

Saya?
Setali tiga uang.
Depresi juga.
Shock.

———————————————————————————————-
Satu persatu, kami mulai menjual mobil-mobil yang kami miliki untuk membayar denda itu.
Tidak bisa langsung lunas.
Kami bukan orang kaya.
Kurt memang dokter hewan, tapi bayarannya hampir sama dengan dokter puskesmas di pedalaman.

————————————————————————————————————-
Sedikit demi sedikit kami mengumpulkan kekuatan mental yang telah tercerai berai.
Banyak suntikan semangat dari keluarga, kawan dan klien-klien.

Saya : “Maaf, anda siapa ya?”
Bill    : “Saya Bill, salah satu klien Kurt. Saya datang kemari hanya untuk mencari tahu apakah dia baik-baik saja? Saya marah sekali dengan pemberitaan di koran itu. Biadab! Hanya gara-gara marmut! Tolong beritahu Kurt, dia tidak sendirian, ada banyak kawan disini yang selalu mendukung dia. Dan ingat, kami akan selalu menjadi kawan baik suami-mu. Jadi, kalau butuh bantuan, jangan sungkan untuk hubungi saya yah.”

Saya dipeluknya.
Saya menangis.

Tidak hanya ada satu. BANYAK.
Dukungan lewat telepon; kartu ucapan; email; pesan pendek dan juga pelukan, bertubi datangnya.

Tapi, saya semua yang menerima.
Suami saya bersembunyi di dalam “gua” nya. Menolak untuk bertemu dengan mereka.
Malu, katanya.

———————————————————————————————–

“Bisakah saya menunda sidangnya untuk beberapa bulan ke depan? Saya harus mendampingi istri saya, dia baru saja keguguran di usia lima bulan. Istri saya butuh bantuan saya karena dia depresi berat. Tolong Pak Hakim…”

DITOLAK.
Sidang marmut tetap di lanjutkan beberapa minggu setelah saya di operasi.

“Saya baru saja selesai operasi jantung. Saya mengalami serangan jantung sampai LIMA KALI. Bisakah saya menunda sidang hingga tahun depan? Saya butuh waktu untuk memulihkan kesehatan saya…”

DITOLAK.
Sidang marmut tetap di lanjutkan tiga minggu paska operasi suami saya.

“Ayah saya meninggal dunia. Saya berduka hebat sekali. Saya tidak sanggup menjalani persidangan. Mohon keringanan, agar sidang bisa ditunda hingga dua minggu mendatang…”

DITOLAK.
Sidang marmut tetap di lanjutkan tiga hari setelah ayah Kurt di kremasi.

“Klien saya mengalami goncangan jiwa yang cukup hebat dan tidak akan sanggup untuk menjalani persidangan dengan baik,” tulis psikiater Kurt secara resmi.

Sebagai catatan, tingkat depresi di Australia cukup tinggi. Dan pemerintah Australia sangat perduli sekali dengan permasalahan depresi ini.
Mengapa?
Karena, kalau telat mendapatkan pertolongan, orang yang depresi seringkali mengambil jalan pintas… BUNUH DIRI.

Kurt benar-benar depresi berat.
Keberatan dari psikiaternya agar sidang Kurt bisa ditunda agak lama, kembali DITOLAK.

“Aku tidak sanggup lagi. Aku tadi menangis seperti anak kecil di persidangan. Aku menangis sampai terisak-isak. Mereka ingin menghentikan persidangan selama satu hari dan melanjutkannya lagi besok, tapi aku menolak. AKU INGIN BERTEMU ISTRIKU SECEPATNYA.. Itu yang aku katakan berulang-ulang,” isak Kurt di ujung telepon. Saya hanya bisa menangis sambil memegangi perut saya yang semakin buncit dengan Indigo di dalamnya.

—————————————————————————————————————————-
Sebagai informasi juga.
Dari persidangan-persidangan marmut itu, kami tidak diwakili oleh pengacara.
Kami tidak punya uang untuk menyewa pengacara.
Jadinya, Kurt yang harus maju, bertempur sendirian dan dilumat habis-habisan hingga terisak-isak oleh pengacara kelas atas sewaan Vet Board.

—————————————————————————————————————————–

Badai pasti berlalu, dendang Chrisye.

Habis gelap terbitlah terang, tulis Kartini.

Yah, pedih perih remuk redam itu sedikit demi sedikit mulai terpulihkan.

Kurt kembali bekerja, mencari uang untuk membayar denda marmut.
Saya kembali sibuk sebagai istri dan ibu.

Duka itu masih ada.
Rasa sakit itu masih ada.
Depresi itu masih ada.

Tapi kami masih mampu menghalau semua itu.
Demi keutuhan keluarga.
Demi Andrea dan Indigo.

“Yang paling penting buat aku itu kamu. Dan juga anak-anak. Tidak apalah aku harus bekerja lebih keras lagi untuk membayar hutang dan bertahan hidup, yang penting kita masih jadi satu keluarga,” tuturnya lembut.

Saya, bersyukur luar biasa pada Tuhan.
Karena di balik segala cobaan itu, Tuhan memberikan hadiah Indigo pada kami tanpa kurang suatu apapun.
indigo lahir dengan sehat, meskipun saya depresi selama sembilan bulan mengandungnya.
Alhamdulillah, Indigo baik-baik saja.

Cobaan itu semakin menguatkan kami.
Menguatkan cinta kita.

Saya, bersyukur dan bangga luar biasa, bersuamikan seorang KURT.
Lelaki aneh dan absurd tapi luar biasa baik hati.

Busselton, 13 Februari 2015
Pukul 12.02 dini hari.